Picture was taken from here
Perjalanan dari Melbourne ke Adelaide sedikit lebih cepat dibandingkan Sydney-Melbourne. Jalannya relatif lebih kecil dibandingkan jalan Sydney-Melbourne. Pemandangannya relatif sama, melulu savana...dengan bonus pohonnya sedikit lebih banyak dan sedikit perjalanan di bukit-bukit. Makanan yang disediakan di bus stop juga gak banyak pilihan, tapi lumayanlah ada Fish & Chips yang lebih bisa menyumpal perut.
Adelaide betul-betul sunyi. Sampai kita berdua tidak menyangka kalau ini benar-benar Adelaide perkotaan. Aduh..kemana orang-orang ya..? Stasiun busnya juga kecil. Nyaris hanya seperti lapangan kecil dengan satu rumah berisi bangku-bangku bejejeran sebagai tempat penumpang. Desi, teman yang kuliah di Adelaide, menjemput di stasiun kecil itu. Perjalanan ke flatnya Desi, di daerah Flinders University, via bis kurang lebih setengah jam-an.
Malam ini kami memutuskan untuk beristirahat memulihkan tenaga. Desi masak bo, masakan minang, kalio ayam...asyik.
Rencana awal karena memperhitungkan bakalan akan ada 3 tamu, teman-teman di Adelaide sudah mempersiapkan 2 kamar di rumahnya mba Yanti untuk ditempati. Kebetulan ada teman Indo yang lagi pulang dan mengijinkan kamarnya untuk dipake. Namun karena kita cuma berdua dan Wayan bersedia tidur di ruang tamu maka diputuskan untuk stay di flatnya Desi saja. Mungkin karena terharu atau kasihan dengan Wayan, Ari , teman kostnya Desi merelakan kamarnya ditempati Wayan dan dirinya sendiri ngungsi ke tempat Mba Yanti. Aduh...thanks banget ya temen2....
Kelelahan membuatku tertidur lebih cepat. Ketika terbangun jam 1-an malam, terlihat Desi masih asyik mengetik thesisnya. Jadwal kuliah di tiap state kayanya jauh berbeda. Monasch libur lebih dahulu, setelah itu Usyd. Saat ini Flinders uny masih musim ujian dan tugas akhir.
Melihat kesibukannya, aku mengatakan pada Desi bahwa kami berdua sudah biasa jalan-jalan mandiri tanpa perlu ditemani. Cukup berikan guideline besarnya aja. Lha kalo ada apa-apa kan bisa telpon. Namun Desi meyakinkan diriku kalo supervisornya sudah tahu bakalan ada teman yang datang dan telah memberikan sedikit kelonggaran. Apalagi thesisnya tinggal finishing touch.
Aku hanya melihat dia, dan nggumam.. sorry friends to bother you...
Selanjutnya..tertidur lagi
Perjalanan dari Melbourne ke Adelaide sedikit lebih cepat dibandingkan Sydney-Melbourne. Jalannya relatif lebih kecil dibandingkan jalan Sydney-Melbourne. Pemandangannya relatif sama, melulu savana...dengan bonus pohonnya sedikit lebih banyak dan sedikit perjalanan di bukit-bukit. Makanan yang disediakan di bus stop juga gak banyak pilihan, tapi lumayanlah ada Fish & Chips yang lebih bisa menyumpal perut.
Adelaide betul-betul sunyi. Sampai kita berdua tidak menyangka kalau ini benar-benar Adelaide perkotaan. Aduh..kemana orang-orang ya..? Stasiun busnya juga kecil. Nyaris hanya seperti lapangan kecil dengan satu rumah berisi bangku-bangku bejejeran sebagai tempat penumpang. Desi, teman yang kuliah di Adelaide, menjemput di stasiun kecil itu. Perjalanan ke flatnya Desi, di daerah Flinders University, via bis kurang lebih setengah jam-an.
Malam ini kami memutuskan untuk beristirahat memulihkan tenaga. Desi masak bo, masakan minang, kalio ayam...asyik.
Rencana awal karena memperhitungkan bakalan akan ada 3 tamu, teman-teman di Adelaide sudah mempersiapkan 2 kamar di rumahnya mba Yanti untuk ditempati. Kebetulan ada teman Indo yang lagi pulang dan mengijinkan kamarnya untuk dipake. Namun karena kita cuma berdua dan Wayan bersedia tidur di ruang tamu maka diputuskan untuk stay di flatnya Desi saja. Mungkin karena terharu atau kasihan dengan Wayan, Ari , teman kostnya Desi merelakan kamarnya ditempati Wayan dan dirinya sendiri ngungsi ke tempat Mba Yanti. Aduh...thanks banget ya temen2....
Kelelahan membuatku tertidur lebih cepat. Ketika terbangun jam 1-an malam, terlihat Desi masih asyik mengetik thesisnya. Jadwal kuliah di tiap state kayanya jauh berbeda. Monasch libur lebih dahulu, setelah itu Usyd. Saat ini Flinders uny masih musim ujian dan tugas akhir.
Melihat kesibukannya, aku mengatakan pada Desi bahwa kami berdua sudah biasa jalan-jalan mandiri tanpa perlu ditemani. Cukup berikan guideline besarnya aja. Lha kalo ada apa-apa kan bisa telpon. Namun Desi meyakinkan diriku kalo supervisornya sudah tahu bakalan ada teman yang datang dan telah memberikan sedikit kelonggaran. Apalagi thesisnya tinggal finishing touch.
Aku hanya melihat dia, dan nggumam.. sorry friends to bother you...
Selanjutnya..tertidur lagi
1 comment:
Foto2nya dong...
Post a Comment