Hmm..mungkin cerita ini agak lama ...tapi kayanya berguna buat temen-temen di Sydney yang akan libyurrrrr....
Travelling ke Melbourne
Setelah menghadapi minggu-minggu assignment dan akhirnya menyerahkan the last one, maka kami merencanakan acara balas dendam..ayo travelling
Sebenarnya kami berempat biasanya kompak untuk urusan satu ini, tapi gak tahu kali ini hanya aku dan Wayan yang akhirnya nekad pergi. Babe gak mau pergi alasannya ...(gak tahu ?..)sedangkan Ali memelas karena masih punya satu assignment lagi yang kudu dikumpulkan dalam satu minggu terakhir.
Dengan perencanaan yang setengah matang, akhirnya kita berdua memutuskan perjalanan dimulai dari Sydney ke Melbourne kemudian ke Adelaide. Waktu tempuh masing-masing perjalanan ini satu hari (kurang lebih 12 jam) dengan bus. Pilihan bus ini diambil dengan alasan mau lihat pemandangan. Dari Adelaide kembali ke Sydney, kami memutuskan memakai pesawat, karena diperkirakan sebelumnya bakal ada acara perpisahan di Medical Education pada malam harinya. So masih punya waktu untuk istirahat jika berangkat pagi...Alhasil kita memilih tiket termurah yang dapat dibeli dengan atas bantuan ibu kosku yang baik hati.
Setelah menghadapi minggu-minggu assignment dan akhirnya menyerahkan the last one, maka kami merencanakan acara balas dendam..ayo travelling
Sebenarnya kami berempat biasanya kompak untuk urusan satu ini, tapi gak tahu kali ini hanya aku dan Wayan yang akhirnya nekad pergi. Babe gak mau pergi alasannya ...(gak tahu ?..)sedangkan Ali memelas karena masih punya satu assignment lagi yang kudu dikumpulkan dalam satu minggu terakhir.
Dengan perencanaan yang setengah matang, akhirnya kita berdua memutuskan perjalanan dimulai dari Sydney ke Melbourne kemudian ke Adelaide. Waktu tempuh masing-masing perjalanan ini satu hari (kurang lebih 12 jam) dengan bus. Pilihan bus ini diambil dengan alasan mau lihat pemandangan. Dari Adelaide kembali ke Sydney, kami memutuskan memakai pesawat, karena diperkirakan sebelumnya bakal ada acara perpisahan di Medical Education pada malam harinya. So masih punya waktu untuk istirahat jika berangkat pagi...Alhasil kita memilih tiket termurah yang dapat dibeli dengan atas bantuan ibu kosku yang baik hati.
Sebagai informasi, tidak ada perbedaan harga tiket baik bus, pesawat dan kereta api, lucunya lagi..malah tiket kereta api lebih mahal dari pesawat dan bus. Padahal kita berdua sebenarnya berniat untuk naik kereta api. Apalagi kereta apinya Australia yang terkenal itu..wualah mahal tenan...
Bus ke Melbourne berangkat jam 7 pagi dari Sydney. Karena takut telat, maka kami berdua janjian berangkat jam 6 pagi dari rumah. Karena masih early summer, pagi itu lumayan dingin ketika aku keluar kos-kosan. Mana belum sempat makan lagi. Untungnya Wayan dah janji bakal bawa bekal banyak..he..he.. Dan karena bus ke central station pagi itu berasal dari suburb wayan, aku gak susah-susah nunggu di halte yang dingin, karena Wayan akan menelpon kalo busnya telah sampai di simpang Enmore yang kurang lebih 5 menit dari halte dekat rumah...he..he.. thanks mate.
Bus ke Melbourne yang kami tumpangi memiliki kapasitas 50 orang namun hanya diisi 7 orang. Jam 7 kami berangkat dan sesuai schedule yang diberikan, maka bus tersebut melewati halte berikutnya ..right on time. Salut... Oh ya peringatan pertama yang diberikan kondektur bus...don’t bring anything illegal and please don’t bring any stinky food inside. Weleh..weleh..mentang-mentang wajah kita berdua Asia tenan, mana mungkin bawa duren ama jengkol pak... bukan apa-apa..walaupun pengen.. jengkol gak ada yang jual, sedangkan duren mahal tenan di Sydney (FYI : 2 isi duren monthong=25 AUD).
Ha..ha.hha, kita berdua kecele. Mengharapkan pemandangan bak Puncak, malah dapat pemandangan gersangan savana melulu..pohon satu..satu dan kadang-kadang melihat gumpalan abu-abu yang bergerak seperti ulat dari kejauhan..eh ternyata domba. Sesekali bertemu ranch yang lumayan rame ternaknya, kuda, sapi dan domba..rata-rata pada berteduh di bawah pohon..mengumpul sesamanya.
Silahkan enjoy deh pemandangan yang kita dapat....
Dari Sydney ke Melbourne, bus berhenti dua kali. Pertama di Auburn (Ih kalau gak salah seh...he..he, nama daerahnya), daerah yang masih dekat dengan Canberra. Kedua di Alburry, di sebuah train station di daerah ini. Aduh..jangan dibayangkan di bus stop ini kita bisa makan enak seperti di Indonesia. Di Auburn, busnya berhenti dekat dengan fastfood Subway..jadi yah..perutku harus rela diisi sandwichnya Subway saja. Ada McD sih, tapi harus jalan ke atas, lumayan jauh...sedangkan busnya berhenti hanya sebentar..dan ingat right on time. Malu juga kalau mereka telat gara-gara kita berdua.
Auburn..???
Subway....melihat rotinya yang gede banget....maka aku pikir pasti kekenyangan kalau makan sendiri. Jadi kita paroan. Ternyata perut indoku masih berteriak...nasi. Tapi lumayanlah untuk nyumpal cacing-cacing yang berontak. Padahal bekal wayan dah lumayan habis diembat.
Stopping di Alburry, gabung ama train station
Di Alburry, malah lebih apes. Yang ada cuma toko kopi kecil, jual snack dan minuman ringan. Bukan makanan berat. Huks.... kita berdua udah ngabisin snack keripik kentang dan kue favoritku...banana cake. Mana mau makan yang sejenis lagi. Akhirnya pesan kopi panas aja, sedangkan wayan mengeluarkan jurus koinnya di soft drink.
Oh Tuhan..semoga Jaque punya makanan berat di Melbourne nanti...
Satu hal yang cukup mengharukan terjadi di Alburry. Harap maklum..mungkin karena penduduknya dikit atau pengunjungnya dikit, wcnya cuma dua dan gak dipisahkan man or woman. Jadi antrinya bareng..lumayan lah. Ketika antri, disebelahku ada bule yang udah sepuh. Melihatku dan Wayan, dia langsung semangat nanya...Hallo, are you from Indonesia?. Yah gelagapan juga, karena biasanya bule hanya nanya where are you from?.
Kompak mengiyakan. Si Kakek ternyata fasih bahasa Indonesianya. Dia ternyata pernah tinggal di Jawa, lebih dari 12 tahun.
Senang banget..., tapi kita terpaksa berpisah karena antrian kamar mandiku
...akhirnya lega.
Cukup melelahkan perjalanan Sydney-Melbourne, mungkin karena pemandangannya kurang sesuai dengan keinginan kita berdua. Jadilah sepanjang perjalanan molor atau sekali-kali nonton video yang disuguhkan di TV bus, yang berudul We are all the Marshall. Film ini kami jumpai lagi di bus ke Adelaide. Film wajib sepertinya. Oh ya..ternyata di bus ke Adelaide, kita bertemu lagi dengan kondektur yang sama tapi supir yang berbeda. Sekali-kali kami menertawakan penumpang chinesse yang di belakang. Pemuda itu sempat menyapa ketika berangkat, tujuan kita sama, Melbourne. Tapi kayanya a little bit hiperaktif. Dia tidur dengan posisi yang mencengangkan sampai setengah jumpalitan di kursi belakang. Kaya sirkus....ha..ha
Cukup melelahkan perjalanan Sydney-Melbourne, mungkin karena pemandangannya kurang sesuai dengan keinginan kita berdua. Jadilah sepanjang perjalanan molor atau sekali-kali nonton video yang disuguhkan di TV bus, yang berudul We are all the Marshall. Film ini kami jumpai lagi di bus ke Adelaide. Film wajib sepertinya. Oh ya..ternyata di bus ke Adelaide, kita bertemu lagi dengan kondektur yang sama tapi supir yang berbeda. Sekali-kali kami menertawakan penumpang chinesse yang di belakang. Pemuda itu sempat menyapa ketika berangkat, tujuan kita sama, Melbourne. Tapi kayanya a little bit hiperaktif. Dia tidur dengan posisi yang mencengangkan sampai setengah jumpalitan di kursi belakang. Kaya sirkus....ha..ha
Jam 6 bus memasuki Melbourne. Wayan turun lebih dahulu di suatu suburb, karena sudah janjian dengan temannya untuk dijemput di daerah itu. Sedangkan aku, berhenti di Southern Cross terminal. Terminal pusatnya Melbourne. Terminal ini lumayan besar. Berbeda dengan Central Stationnya Sydney, dimana bus tidak memiliki terminal khusus, Southern Cross memiliki terminal Bus antarkota di areal kanannya dan kereta api di areal kirinya.
Cukup lega karena JQ berhasil menemukanku di terminal besar ini. Yah ...lumayan cemas juga, walaupun jika tidak bertemu JQ, aku masih bisa ke tempatnya Wayan..tapi jam sudah menunjukkan jam 8 malam. Cukup larut, di Sydney..daerah kota biasanya sudah sunyi. Dan aku tahu kalau Clayton, tempat dimana JQ kuliah (Monasch University) cukup jauh dari kota. Kurang lebih satu jam-an dengan kereta api.
Jangan kecele.... setelah bertemu, aku dan JQ bukannya duduk manis di kereta api menuju Clayton, tapi malah....browsing Melbourne di waktu malam...ha..ha..
dengan menyeret-nyeret koper kecilku lagi...he..he
Cukup lega karena JQ berhasil menemukanku di terminal besar ini. Yah ...lumayan cemas juga, walaupun jika tidak bertemu JQ, aku masih bisa ke tempatnya Wayan..tapi jam sudah menunjukkan jam 8 malam. Cukup larut, di Sydney..daerah kota biasanya sudah sunyi. Dan aku tahu kalau Clayton, tempat dimana JQ kuliah (Monasch University) cukup jauh dari kota. Kurang lebih satu jam-an dengan kereta api.
Jangan kecele.... setelah bertemu, aku dan JQ bukannya duduk manis di kereta api menuju Clayton, tapi malah....browsing Melbourne di waktu malam...ha..ha..
dengan menyeret-nyeret koper kecilku lagi...he..he
4 comments:
mau tahu alasannya?
tanyalah pada galileo... hehehe....
seru juga ya bu..
ntar ah berangkat lagi... xixixi... sombongnya gayaku...
Pasti ntar gak seru..
kan gak ada akyu...
he..he..he
pengen banget ke melbourne.
tapi kayaknya gak ada yang bisa diracunin lagi nih buat menemani.
si vica udah pernah ke sana,
si fika ntar sama suaminya,
yuni hamil,
mbak herlina udah puas pernah dua tahun master di situ.
yahhh...
@ mba hemma : Hmmm...aku juga gak punya ide lagi siapa yang bisa ntar diracuni..ha..ha.., tapi kalo mo tempat stay di melbourne..masih ada link neh...
Post a Comment