Friday, September 19, 2008

Banjir lagi...

Pekanbaru banjir...(lagi)

Pekanbaru sudah langganan..banjir...(Hiks) sejak aku tahu kota ini. Biasanya sih cuma sekali setahun, yah pas musim hujan. Sungai Siak meluap..tidak kuat menerima curahan dari sungai-sungai kecil disekitarnya. Namun beberapa tahun terakhir, adikku bilang kalau sekarang banjirnya sudah 2 kali setahun.wuahh..makin banyak berarti lahan hutan yang gundul di pelosok sana.

Dulu, di masa kecil...saat banjir tidak menjadi masalah bagiku...cenderung tempat bermain. Tempatku tinggal dulu, tidak kena banjir sih..tapi tempat mengaji dan madrasah..biasanya langganan banjir. So..kalo banjirnya kecil.. nangkap ikan di tepi-tepi madrasah.., kalo besar, madrasah libur..karena terendam hampir 1 meter didalamnya. Biasanya semua barang dimasukkan ke mesjid yang dibangun lebih tinggi, tetapi tetap tidak bisa dipakai karena jalan ke sana terendam juga. Anak kecil seusiaku dulu..dikasih libur yah happy tenan.

Beberapa teman SDku rumahnya terendam banjir..namun karena sudah biasa atau sudah siap..maka biasanya mereka sudah mengungsi jauh hari sebelum rumahnya terendam ke family yang rumahnya lebih tinggi. Kebiasaanku dan teman-teman (tetap didampingi para mak-mak), kalau sore main banjir.... Dulu banjirnya, airnya tetap bersih..gak butek...

Well..sebenarnya gak tahu kalo udah banjir lagi..karena kemaren Mei kan udah banjir di Pekanbaru. Sebuah sms yang menanyakan hal ini malah membuatku penasaran bagaimana kondisi banjir sekarang.

Bersama adikku, kami melewati Pasar Bawah, kemaren sore tempat ini kelihatan terendam jalannya, baik yang kiri maupun yang kanan. Sekarang terlihat kering..berarti air sudah mulai surut, namun tetap menyisakan bau sisa banjir yang tidak mengenakkan. Pasar Bawah di Pekanbaru terkenal dengan barang-barang dari luar, baik makanan, baju, sepatu bahkan perabotan seperti guci, bunga, karpet dll. Sepertinya hari ini pasar ini sudah ramai bahkan cenderung sesak dengan kegiatan orang-orang belanja. Sepertinyahawa lebaran sudah mulai tercium di pasar ini. Sesak..tempat parkirpun sudah melimpah ke jalan-jalan.

Terus penasaran, kami melewati daerah pertokoan lama, di sisi sungai Siak. Ini dulu merupakan daerah tempatku berjalan-jalan di sore hari ama bokap. Tidak terlihat banjir. Namun ketika kami mendekati arah jembatan Letton, baru terlihat areal dimana teman-teman masa kecilku tinggal sudah terendam dan sebagian sudah masuk ke dalam rumah. Well aku tidak tahu dengan pasti apakah mereka masih tinggal disana. Penduduk disini terlihat biasa-biasa saja, tetap menjalankan aktivitasnya sehari-hari

Mulai menyebrang jembatan, nampak di sebelah kanan anak-anak membawa bakul..meminta sumbangan. Well, cukup miris..karena yang nyuruh sepertinya orang tua mereka. Beberapa ibu & bapak tampak menunggu di bawah pohon di sisi jalan. Salah satu wajah anak-anak itu ku kenal, maka kami berhenti.., ternyata ibunya ada disitu juga. Ketika berhenti..semua anak mengerumuni kami..cukup lama, namun setelah melihat kami cuma bercakap-cakap..tampaknya semangat mereka mengacung-acungkan kardus mulai surut dan mundur. Sungguh.. sebal juga ketika aku menanyakan bapaknya si anak dimana? Ibunya menjawab sedang tidur di kemah. Ntahlah ...aku belum menerima orang yang mengeksploitasi anaknya untuk mengemis. Karena mereka mengajarkan prinsip hidup yang salah, ...jalan pintas. Aku lebih menghargai orang tua yang mengajarkan prinsip hidup berjuang dengan keringat sendiri, walau hasilnya lebih sedikit..tidak apa-apa. Juga karena cukup mengenal tabiat bapaknya si anak itu yang memang pemalas, namun yah tak tega juga.
Daerah di seberang jembatan ini merupakan daerah endemis banjir, namun karena daerah ini sewa rumahnya murah maka penduduk yang tidak mampu cenderung untuk bertahan.
Pemerintah dan swasta sudah lumayan cepat tanggap mengatasi kondisi ini. Tenda penampungan dan balai kesehatan, serta posko pangan tampak sudah berdiri. Hmm...ada fenomena baru, beberapa tenda berasal dari cagub dan partai yang kelak akan berlaga di pemilu daerah maupun pemilu nasional. Daerah ini menjadi seperi area kampanye, lengkap dengan foto besar dan spanduk-spanduknya. Ntahlah..aku nek melihat pemandangan ini, mungkin niat mereka baik tapi...ntahlah. What do you think?


Pemandangan dari Jembatan Letton (Leighton)




Cocokin ndiri gambarnya: Well, ada partai apaan ya..?, banjir juga berguna sebagai tempat cucian motor gratis. Hmm Ramadhan tanpa mesjid, tarawih gimana ya? Kolam renang eks lapangan bola.





Ki-ka : suasana dekat posko pangan; makam mengapung..? nope, tempat penjual makam terendam; banjir..main perahu kulkas rusak; suasana tempat penampungan masyarakat






4 comments:

Moh Bakhrian Syah said...

rumah ente ngga kebanjian kan?
kalo ngga syukur deh...
kalo iya... ya kacciaannnn deh lu... xixixixi

alisoew said...

Welcome back!
Sukur deh kalo gak kebanjiran.
btw, postingan yg panjang, lengkap dengan foto2 pendukung, wah sekalian aja jadi kontributor untuk stasiun TV, kan lumayan tuh. hehehe no offense lho.

@atas: halah, padahal di banjarbaru juga ada banjir tuh, hihihi.

Marshmallow said...

hai yang berdua, ikut prihatin kek, sedih kek.
hhh...

ah, jadi ilang fokus nih gara-gara kalian. :grin:

aku pernah baca sih soal anak-anak korban banjir yang ikut minta-minta.
antara kasihan dan sebel juga jadinya.

trus para politisi yang memanfaatkan momen ini buat kampanye?
kalau aku bilang sih keikhlasannya perlu dipertanyakan.
kalau ikhlas kenapa musti nampang?
prinsip bersedekah: tangan kanan memberi, tangan kiri pun tak boleh tahu.
ya kan?

Eni said...

@ bakhri & ali : hmmm..sabar-sabar..mumpung puasa..(grrrhhhhhhh)

@hemma : yep, akuurrr...itu yang berdua diatas emang perlu ditimpuk. sayang sendal jelekku dah hilang..yang baru.., weh belum beli.