Wednesday, November 26, 2008

Three cups of tea........

Buku ini menarik perhatianku ketika menyusuri pertokoan siang itu dalam rangka “Mall escape” .

Yah..ternyata De-Javu..., kenapa aku merasa familiar dengan buku ini?.
Setelah merenung-renung dikit dan membaca sinopsis luarnya , agaknya cerita ini pernah ditayangkan oleh si Miss Oprah Winfrey. Sudah pernah melihat edisi Englishnya tapi tak sanggup membeli saat itu. He..he..



Three cups of tea, menceritakan kisah Greg Mortenson, seorang pendaki K2 yang mangalami kesulitan dan gagal dalam pendakiannya, hampir mati karena tersesat. Ia diselamatkan oleh suku Balti di daerah pegunungan Pakistan. Sambutan yang hangat dari ketua suku, Haji Ali membuat dirinya merasa menjadi bagian dari penduduk ini.

Terenyuh melihat anak-anak yang meringkuk belajar sendirian , tanpa guru, tanpa ruangan, di dinginnya daerah Balti, yang notabene merupakan daerah pegunungan Himalaya, Greg Mortenson mengucapkan janjinya kepada Haji Ali untuk akan kembali, dan membantu mereka mendirikan sekolah.




Greg Mortenson saat itu hanyalah seorang perawat di IGD rumah sakit. Demi menunaikan janjinya, Greg makan seirit mungkin, tidak menyewa apartemen, menghitung setiap receh yang dikeluarkannya..bahkan menyampingkan urusan pribadinya. Berusaha mencari dukungan, Greg mengirim ratusan surat yang pada umumnya tidak berhasil dengan baik. Sampai pada suatu hari, ibunya yang menjadi guru sekolah menghubungi dan memberitahu bahwa telah ada dua bak sampah yang dipenuhi uang receh anak-anak di sekolah yang ingin menyumbang. ”One penny” begitu istilahnya..yang merupakan cikal bakal organisasi kemanusiaan Pennies for Peace.

Well...tentu saja uang itu tidak cukup untuk usaha Greg, tapi cukup membantu membakar semangatnya. Masih panjang cerita kegigihannya dalam menggalang dana dalam buku ini.
Jean Hoerni, salah seorang ilmuwan eksentrik pendiri Silicon Valley memegang peranan besar dalam membantu usaha Greg. Namun permasalahan bukan hanya di dana, tetapi juga dampak sosial, mengingat dirinya adalah orang Amerika di tengah krisis agama, apalagi saat itu juga terjadi konflik besar akibat peristiwa 9/11.



Teman-temannya memberi julukan gambar ini
"Greg dengan Laptop"

Niat baik yang disertai kegigihan berusaha.... bisa datang dari siapa saja.

Jika kita melupakan "lapisan yang dipakaikan oleh manusia" pada badan ini.

Kita menyadari bahwa pada asalnya kita sama.

Seorang manusia yang bisa sedih, bahagia, terluka,

Seorang manusia yang merupakan saudara dari manusia yang lain

Sepertinya itulah essensi kisah ini



Three cups of tea merupakan adat Balti
Pada minum teh dari cangkir pertama..dirimu masih merupakan orang asing
Pada minum teh cangkir kedua...dirimu adalah tamu di daerah ini
Pada minum teh cangkir ketiga...dirimu adalah bagian dari keluarga disini, yang akan dengan segenap jiwa melindungimu dari segala ancaman bahaya.

For others "Greg" somewhere out there...keep trying...!!!!

3 comments:

Moh Bakhrian Syah said...

udah ada filmnya ga ya?
kayaknya bakalan keren kalo tertuang dalam bentuk film...

apalagi kalo aku yang main di sana..
bukan tokoh utama...
sebagai saljuny akli ya...
tapi aku ngga putih juga...
hmmmm apa aja lah...

Eni said...

Hmm ide membuat filmnya emang brilian, tetapi ide masukin babe ke sana...???

Wuah....
ntar dikira film dangdut lagi..he..he

Marshmallow said...

hmm... musti nyari bukunya neh kayaknya. duh, mudah-mudahan ketemu. LoA!